Sebelumnya izinkan saya mempublikasikan postingan ini pada kalian semua ya, Muth J saya tidak membuat postingan sehebat Aulia -> http://cosmologicalcoincidence.blogspot.com/2011/06/perpisahan.html
Ataupun milik Prita -> http://enggakpenting.blogspot.com/2011/06/azimuth-di-mata-saya.html
Memang benar, pelajaran Bahasa Indonesia sesungguhnya lebih sulit daripada Fisika. Dalam hal nyata, saya mencoba mengaplikasikan dalam “merangkum” cerita saya selama ini bersama Azimuth namun, sungguh sulit. Lalu, saya coba mengambil “topik utama” dalam setiap hal yang dibicarakan oleh kalian tentang Azimuth tapi, juga tidak bisa. Karena topik tersebut terlalu luas. Cerita Azimuth bagaikan drama yang di dalamnya mengandung “unsur intrinsik” yang amat mendalam. Cerita Azimuth itu “faktual” tidak mendongeng layaknya “hikayat”. Biarlah banyak “opini” miring tentang Azimuth dalam paradigma orang lain. Sekian. Mungkin ini hanya “catatan kaki” milik saya. Maaf apabila ada bahasa yang nampaknya mengarah pada “hiperbola”.
Kesempurnaan hanya milik Allah Swt. Tapi, dalam kacamata pribadi saya, Azimuth sempurna
tengtong,, tapi itu kenapa fotonyaa close up teng tong
BalasHapusapaan iz?
BalasHapus