Minggu, 03 Juli 2011

Indahnya Seekor Tikus


Di dunia ini sungguh banyak hal-hal yang tidak kamu ketahui, padahal kamu sepatutnya mengetahui hal ini. Suatu hal yang menurut Anda sangat biasa. Namun, menurut saya sungguh luar biasa, yaitu Mencit. Seekor mamalia tikus rumah yang termasuk dalam suku Muridae yang sangat menjijikan. Badannya dekil, kotor dan kumuh. Bulunya hitam tak tentu. Baunya seperti tumpukan zat sisa yang biasa ada di tempat pembuangan sampah. Sungguh menjijikan. Binatang yang tidak selevel dengan kupu-kupu yang cantik, indah, mempunyai bulu berwarna-warni. Binatang yang suka mengusik kenyamanan siapapun. Semua orang menghina kamu. Semua orang tak peduli denganmu sedikitpun itu. Mereka tak membutuhkanmu bahkan mereka selalu saja mencari akal bagaimana membunuhmu.
Tapi, kamu membisu. Kamu terdiam terpaku akan hal itu. Kamu tetap saja meneruskan hidupmu tanpa menghiraukan apa yang ada di sekitarmu. Walaupun kamu dicemooh, dibenci tapi kamu tetap tegar. Kamu hebat sekali, Mencit. Mencit adalah seekor tikus yang biasa berkeliaran di rumah saya. Entah asal-usul dari mana yang membuat saya ingin memberi nama tikus itu Mencit. Saya sangat kagum dengannya. Saya lebih jauh merasakan tikus-tikus itu bisa juga merasakan hal yang sama seperti manusia. Ia bisa berbicara walau dengan dencitan. Ia bisa merasa sakit hati ketika orang lain tidak menyukainya. Mungkin, saya akan menangis setiap hari jika menjadi tikus itu. Sulit menjadi dirinya.Coba kalian lihat dari lensa mata hati yang lebih dalam. Sinar yang merambat melalui kedua antarmuka akan dibiaskan (terfokus) menuju ke satu titik. Coba kalian pahami.
 Sementara itu, Frances Hodgson menceritakan: "Tak seorang pun menyukaimu. Orang-orang suka melompat, berlari menjauh, dan menjerit. 'Oh,ada tikus!' setiap kali orang-orang itu melihatnya. Memasang jebakan untuk tikus dan berpura-pura bahwa itu makan malam." Apakah dia ingin menjadi tikus saat diciptakan? Tidak tentunya. Tak seorang pun bertanya begitu. Jikalau boleh menawar saat diciptakan oleh Tuhan, pasti ia lebih memilih untuk menjadi seorang pangeran yang tinggal di istana mewah bersama dua orang bidadari cantik dan di depannya terdapat tumpukan karung yang berisikan uang dan emas. Wow. Betapa indahnya. Untuk itu, syukuri apa yang ada. Anda semua telah diciptakan lebih dari seekor tikus yang hanya bisa berdencit. Anda bisa melakukan apa yang Anda mau, sedangkan tikus? Ia hanya merasakan euforia sesaat ketika melihat makanan yang tergeletak padahal itu adalah sebuah jebakan karena manusia ingin membunuhnya. Mulai sekarang, rasakan apa yang tikus itu rasakan. Kamu selalu berjuang dalam hidupmu, Mencit. Perjuangannya sungguh indah. Menurut saya, dia superhero.
Hidup ini seterang tangkapan kamera, berlagak paham pengaturan diafragma, mencari terang yang "pas". Bukan "pas" sesuai kenyataan, tetapi "pas" sesuai keinginan. Hidup ini terlalu manual. Anda harus mengatur hidup ini sebagaimana mestinya. Masih banyak hal yang terlupakan di sekelilingmu yang bisa kamu jadikan contoh hidupmu. Buat hidupmu lebih berwarna dengan selalu mensyukuri nikmat Allah. Kamu telah diciptakan dengan serba kecukupan. Apalagi yang harus menjadi keluhan? Justru hal itu yang akan membuat warna hidupmu menjadi buram. Tak berwarna. Bercerminlah dan imajinasikan kamu sempurna! agar kamu bisa berjuang dalam hidupmu. Tikus saja bisa. Kita itu manusia, pasti lebih bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar