Jingga yang merah itu menyiratkan cahaya yang begitu indah, seindah masa-masa SMA. Cerita para remaja yang terkumpul ibarat sebuah film dokumentasi yang pastinya terdiri atas beberapa adegan. Tentunya dalam pembuatan film itu pun tidak selamanya akan lancar, pasti saja ada kendala yang membuat emosi serta amarah yang menggebu. Sering terbayang kata-kata seperti ini “orang yang kuat adalah orang yang mampu mengekang amarahnya”, ingin sekali aku bisa menjadi orang yang kuat, tabar, tegar dan tidak labil. Tapi, aku manusia. Aku punya ego. Tetap saja, muncul ego itu.
Ego bisa diminimalisir oleh persahabatan. Dalam persahabatan, kita bisa saling melengkapi satu sama lain. Sahabat selalu ada dalam suka dan duka. Seorang sahabat tidak akan membiarkanmu merusak diri sendiri. Senantiasa punya waktu untuk mendengarkan masalah-masalahmu dan memberikan nasihat terbaik. Bisa bersikap terbuka dan apa adanya di dekatmu. Tidak merasa segan menerima saranmu. Tidak akan pernah mencoret namamu. Seorang sahabat akan selalu menepati janji, bicara jujur, meluangkan waktu utkmu, dan bisa tertawa bersamamu. Seorang sahabat akan tahu apa yang ingin kau katakan, meski kau tidak mengucapkannya. Memahami perasaanmu, meski kau sendiri tak bisa memahaminya. Akan selalu memaafkanmu, biasanya sebelum kau sendiri bisa memaafkan dirimu. Seorang sahabat akan selalu mengatakan penampilanmu bagus meski sebenarnya tidak. Seorang sahabat tidak bicara yang jelek-jelek tentang dirimu. Seorang sahabat mempunyai tempat istimewa di hatimu dan selalu ada saat dibutuhkan. Seorang sahabat adalah orang yang bisa kau hormati, menghormatimu, dan mau berbagi perasaan dengan mu, dan yang terpenting, sahabat itu seperti bra. Supportive, hard to find and close to your heart. Eitsss, jangan berpikiran macam-macam ya. Ini hanyalah sebuah perumpamaan. Jangan diartikan dan disangkutpautkan pada hal yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar