Beberapa tahun terakhir ini,di Cirebon, perhatian sebagian warga masyarakat terhadap kehidupan anak-anak makin meningkat. Hal ini didorong oleh rasa kemanusiaan dan kondisi anak yang makin terpuruk. Kini, sosok anak-anak di Cirebon tampil dalam kehidupan yang kian tak menggembirakan. Hal itu tampak dari kian meningkatnya jumlah anak jalanan. Berkaitan dengan anak jalanan, umumnya mereka berasal dari keluarga dengan sumber pendapatan yang minim. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan, akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang. Seorang anak yang terhempas dari keluarganya, lantas menjadi anak jalanan. Sangat miris terlihatnya.
Anak jalanan pada hakikatnya, adalah "anak-anak", sama dengan anak-anak lainnya yang bukan anak jalanan. Widya Rahmawati yang akrab disapa Widya itu melontarkan pendapatnya.
“Anak jalanan itu sama seperti anak lainnya, hanya karena keterbatasan yang membuat keadaan anak jalanan itu berbeda,” ucapnya.
Hal senada diucap juga oleh Rikeu Yuliantineu.
“Anak jalanan sebenarnya sama saja deng anak lainnya hanya kehidupan mereka bisa dibilang lebih tegar daripada kita-kita,” katanya.
Anak jalanan juga butuh pendidikan agar tidak membuatnya berperilaku negatif, karena mareka “orang lapar” biasanya untuk mendapatkan sesuap nasi saja bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tentunya semua cara bisa dihalalkan, seperti mencuri misalnya. Hal seperti itu sudah sering terjadi apalagi dengan motif karena kelaparan.
“Anak jalanan juga harus mengenal pendidikan agar mereka tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak baik,” ujar Indah Nur Mariani siswi kelas XI Ipa 1 itu.
Namun, dalam pemenuhan pendidikan tersebut tidaklah mudah layaknya membalikan telapak tangan. Pemenuhan pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental mereka karena anak bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang dewasa. Kita tak cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di sebuah rumah karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Anak jalanan tidak seharusnya ada di jalanan. Mereka harusnya menjadi tanggungjawab orangtua.
“Anak jalanan itu nggak seharusnya ada. Mereka seharusnya menjadi tanggung jawab orangtuanya paling tidak ada yang memperhatikan kehidupannya. Apalagi dalam usia yang masih dini, nggak seharusnya mereka hidup di jalanan,” ujar Bernadetta Infanteri Banowati, wanita berkacamata dan berambut panjang itu.
Janganlah pandang sebelah mata pada anak jalanan. Mereka memang kotor tapi belum tentu hati mereka kotor. Bahkan bisa saja hati mereka lebih bersih daripada kita yang terlihatnya bersih.
Mereka juga ingin seperti kita semua yang hidup serba berkecukupan. Siapa yang mau dilahirkan dengan nasib seperti itu? Bahkan tikuspun tidak mau dilahirkan menjadi seekor tikus. Namun, itu semua sudah suratan takdir yang tidak bisa dipungkiri lagi. Syukuri apa yang ada. Jangan pernah memikirkan hal yang kita tidak punya. Sesungguhnya dengan kekurangan kita itu bisa dijadikan kelebihan. Anak jalanan juga bisa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar