Sabtu, 08 Januari 2011

Tikus #16

Sebelumnya, tulisan saya ni termasuk dalam #30harimenulis yang ke-16 . Tidak begitu berarti memang. Hanya ingin berbagi tentang apa yang saya lihat dan saya baca. Sebuah evaluasi untuk diri saya sendiri dan begitu haru ketika saya membacanya. Sebuah novel berjudul "A Little Princess" karya Frances Hodgson Burnett.

Apa kalian tahu tikus? Binatang yang menjijikan. Binatang yang kumal, kotor, bau, tidak selevel dengan kupu-kupu yang cantik, indah, mempunyai bulu berwarna-warni. Binatang yang suka mengusik kenyamanan siapapun. Apalagi Rattus Norvegicus, nama ilmiah dari seekor tikus got yang selalu dihina, dicaci maki, dibenci oleh setiap orang yang membencinya.
Tapi, dari novel yang berjumlah 339 halaman ini saya bisa lebih jauh merasakan tikus-tikus itu bisa juga merasakan hal yang sama seperti manusia. Ia bisa berbicara walau dengan dencitan. Ia bisa merasa sakit hati ketika orang lain tidak menyukainya. Mungkin, saya akan menangis setiap hari jika menjadi tikus itu. Sulit menjadi dirinya.
"Tak seorang pun menyukaimu. Orang-orang suka melompat, berlari menjauh, dan menjerit. 'Oh,ada tikus!' setiap kali orang-orang itu melihatnya. Memasang jebakan untuk tikus dan berpura-pura bahwa itu makan malam."

Apakah dia ingin menjadi tikus saat diciptakan? Tidak tentunya. Tak seorang pun bertanya begitu. Terkadang kita tidak merasakan apa yang orang lain rasakan, meskipun itu binatang sekalipun.Miris. Ironis.